Metaverse dirancang untuk menggantikan aplikasi dan situs web dan hadir dengan dunia 3D nya. Karena mengusung konsep baru tidak jarang ada kontroversi teknologi Metaverse di banyak kalangan termasuk para pengamat.
Hadirnya Metaverse ini memang di sisi lain ada nilai atau dampak positif tetapi di sisi lain juga ada dampak negatif. Berbagai pengamat menilai hadirnya teknologi baru ini akan ada hal-hal yang terjadi dan bisa mengancam aset para penggunanya.
Harapan Teknologi Metaverse
Orang yang meramaikan teknologi Metaverse ini tidak lain adalah pemilik Facebook, Mark Zuckerberg. Padahal, Metaverse hanyalah induk dari teknologi ini dan di dalamnya banyak vendor yang juga ikut berkecimpung untuk mensukseskannya.
Harapan dari teknologi ini adalah akan banyak menjangkau hingga 1 miliar orang dalam jangka waktu dekat ini. Semakin banyak orang yang terjangkau semakin besar pula manfaat yang akan dirasakannya.
Menurutnya, hadirnya Metaverse bukan hanya mempertemukan dan melakukan sosialisasi saja. Lebih dari itu, Metaverse akan menjadi dunia baru dalam teknologi ini dan akan mampu memberikan lapangan pekerjaan yang layak. Untuk mendapatkan ini, setiap orang tentu harus punya skill tertentu agar dengan mudah mendapatkan pekerjaan.
Kekhawatiran Para Pengamat
Dalam dunia Metaverse, Zuckerberg mengatakan bahwa profil seseorang akan ditampilkan dalam bentuk avatar. Karena itu, wajah asli seseorang bisa ditutupi dengan mudah dan diganti sesuai keinginan.
Bentuk seperti ini yang ditakutkan oleh para pengamat karena bisa menjadi dunia tipu-tipu. Bisa dibayangkan bahwa orang yang awalnya jelek dengan adanya avatar maka akan menjadi lebih tampan. Akibat dari ini, banyak wanita yang tertipu oleh wajah yang hanyalah perwujudan dari avatar.
Dalam dunia Metaverse berbagai aksesoris pada smartphone atau PC juga berpotensi untuk dijadikan alat. Salah satu aksesoris lain yang bisa dimanfaatkan adalah kamera dan mikrofon yang ada pada pengguna.
Pihak Metaverse ditakutkan akan memanfaatkan kedua bagian ini untuk memata-matai penggunanya. Sehingga, setiap aktivitas dari pengguna bisa diketahui dengan mudah dan bisa mengambil alih akses data pribadi dan yang lainnya.
Kehadiran Metaverse ini menjadi kurang mendapat respon lantaran beredar berita bagian orang dalam Facebook kurang perhatian pada para pengguna. Hal ini bisa terlihat dari masa bodohnya mereka akan konten yang menghasut pengguna lain di media sosial Facebook. Hal semacam ini sangat disayangkan dan ini yang membuat orang ragu akan Metaverse ini.
Bentuk kontroversi lainnya juga datang pemilik Tesla dan pemilik Bitcoin terbesar ketiga, Elon Musk. Pengusaha satu ini menilai kehadiran Metaverse justru akan banyak merugikan orang karena besarnya resiko bagi para pengguna.
Menurutnya, adanya Metaverse akan dijadikan sebagai ladang untuk memanfaatkan pengguna lain demi kepentingannya sendiri. Padahal tujuan utama dari Metaverse adalah agar sesama pengguna bisa saling berkomunikasi dengan baik.
Secara garis besar, kehadiran teknologi baru ini memang kurang mendapatkan dukungan dari banyak pihak. Tetapi di sisi lain khususnya dunia game, dunia ini sangat didukung dengan sepenuh hati. Hal ini bisa dibuktikan dengan banyaknya vendor game online yang ikut bergabung dengan dunia baru ini.
Itulah berbagai kontroversi teknologi Metaverse yang kurang mendapatkan dukungan dari beberapa pihak. Meski demikian, Anda tidak perlu ikut melakukan dukungan atau kecaman tetapi pelajari saja bagaimana teknologi ini bekerja. Dengan seperti ini, Anda bisa memafaatkan teknologi ini sebagai wadah untuk belajar dan mendapatkan pekerjaan.